Berita  

Mewarnai Ulang Luka Lama: Tantangan Membangun Ulang Gunung Sampan

Portal Populer
Gunung Sampan
Ilustrasi Membangun Ulang Gunung Sampan (portalpopuler.com)

SITUBONDO – Gunung Sampan, sebuah nama yang bagi warga Situbondo tidak asing, tapi juga tidak ringan. Selama bertahun-tahun, kawasan ini lekat dengan citra kelam: lokalisasi, kemiskinan terselubung, dan wajah sosial yang ingin dihindari tapi tak pernah benar-benar ditangani. Kini, ketika wacana revitalisasi kembali mencuat, muncul pertanyaan yang jauh lebih penting daripada sekadar “apa yang dibangun”: yaitu, ke arah mana kita hendak membawa perubahan ini?

Fakta di lapangan menunjukkan tanda-tanda yang mencemaskan. Tempat-tempat karaoke bermunculan. Di dalamnya, LC (Ladies Companion) hadir sebagai “hiburan”, tapi masyarakat tahu, ini hanyalah wajah baru dari praktik lama: prostitusi terselubung. Situasi ini ibarat mengecat ulang tembok yang retak, nampak bersih dari luar, tapi rapuh di dalam.

Bila kita menginginkan perubahan yang sungguh-sungguh, maka niat itu harus lebih dari sekadar proyek infrastruktur. Revitalisasi bukan soal cat dan lampu neon, tapi soal rekonstruksi nilai, ekonomi, dan ruang sosial. Burnik City adalah bukti bahwa perubahan itu mungkin. Tapi Burnik tidak dibangun dengan basa-basi. Ia dibentuk lewat arah kebijakan yang tegas: tanpa kompromi terhadap eksploitasi, dan memberi ruang besar bagi masyarakat kecil untuk tumbuh.

Gunung Sampan bisa menapaki jalan serupa, asal benar-benar ingin. Buatlah ruang terbuka, bukan ruang gelap. Sediakan arena untuk seni, bukan arena untuk eksploitasi. Libatkan masyarakat, tokoh agama, pemuda, dan pelaku UMKM. Bangun kawasan yang hidup karena kreativitas, bukan karena semu glamour hiburan malam.

Namun, mari jujur. Perubahan seperti ini tidak nyaman. Ia mengganggu zona nyaman banyak pihak. Tapi justru karena itu, ia penting. Kota yang berani berubah adalah kota yang berani menghadapi kenyataan, bukan yang sibuk menutupinya dengan dekorasi.

Baca Juga:
LSM Siti Jenar Ungkap Dugaan Pelanggaran Produk Fallin Beauty

Gunung Sampan tidak harus jadi simbol luka yang tak sembuh-sembuh. Ia bisa menjadi simbol kebangkitan baru, tapi dengan syarat: niatnya harus jelas, jalannya harus bersih, dan masyarakat harus dilibatkan sejak awal. Karena perubahan sejati, tidak dibangun di atas kebohongan yang diberi panggung.

error: Content is protected !!